Tuesday, December 4, 2012

Gambaran Umum Kecerdasan Spiritual


Setiap manusia mempunyai kecerdasan spiritual, tetapi jarang dikenali dan dimanfaatkan oleh setiap pribadinya karena dimensinya yang tidak kasat akal-rasa, walaupun potensinya sangat luar biasa atau supara rasio-emosional.  Padahal SQ ini punya peran paling penting dan dominan di antara kecerdasan lainnya di dalam kehidupan manusia karena tanpanya maka manusia tidak akan bisa berbuat banyak, tidak bisa berkembang potensinya, atau dengan kata lain “Hidup tetapi sesungguhnya mati”.

Umumnya, orang-orang berpikir bahwa seseorang yang cerdas spiritualnya mempunyai ilmu agama yang tinggi.  Sedangkan fakta menunjukkan bahwa tingkat kecerdasan spiritual seseorang tidak selalu ditentukan oleh tingkat religiusitas, psikologis, intelektualitas, maupun umur.  Mayoritas (90-99%) manusia yang tidak cerdas SQ, akibatnya:
1.    Kehendaknya berlawanan dengan kehendak Tuhan
2.   Motivator kehidupannya salah (Data Harvard : 90 %)
3.   Cara berpikirnya salah
4.   Karakternya tidak dewasa, tidak menerima nasib dan takdir-Nya
5.   Visi-motivasi imannya tidak aktif
6.   Tidak menikmati / mensyukuri nikmat atau limpahan rahmat-Nya

Tanda-tanda dari SQ yang telah berkembang baik mencangkup hal-hal berikut:
  • Kemampuan bersikap fleksibel (adaptif secara spontan dan aktif)
  • Tingkat kesadaran diri yang tinggi
  • Kemampuan untuk menghadapi dan memanfaatkan penderitaan
  • Kemampuan untuk menghadapi dan melampaui rasa sakit
  • Kualitas hidup yang diilhami oleh visi dan nilai-nilai
  • Keengganan untuk menyebabkan kerugian yang tidak perlu
  • Kecenderungan untuk melihat keterkaitan antara berbagai hal (berpandangan “holistik”)
  • Kecenderungan nyata untuk bertanya “Mengapa?” atau “Bagaimana jika” untuk mencari jawaban-jawaban yang mendasar
Mengutip Tony Buzan, pakar mengenai otak dari Amerika, menyebutkan bahwa ciri orang yang cerdas spiritual itu di antaranya adalah senang berbuat baik, senang menolong orang lain, telah menemukan tujuan hidupnya, jadi merasa rnemikul sebuah misi yang mulia kemudian merasa terhubung dengan sumber kekuatan di alam semesta (Tuhan atau apapun yang diyakini, kekuatan alam semesta misalnya), dan punya sense of humor yang baik.

Seseorang yang SQ-nya tinggi juga cenderung menjadi seorang pemimpin yang penuh pengabdian –yaitu seseorang yang bertanggung jawab untuk membawakan visi dan nilai yang lebih tinggi kepada orang lain dan memberikan petunjuk penggunaannya.  Dengan kata lain, seseorang yang memberi inspirasi kepada orang lain.  Seseorang yang cerdas spiritualnya berprinsip dari dalam, bukan dari luar atau tidak terpengaruh oleh lingkungannya.  Contohnya seperti seseorang yang mampu memaknai perkerjaannya sebagai pengabdiannya kepada Tuhan dan demi kepentingan umat manusia yang dicintainya.  Ia adalah seorang raja atas jiwanya sendiri yang bebas merdeka.  Sebuah penggabungan atau sinergi antara rasionalitas dunia (EQ dan IQ) dan kepentingan spiritual (SQ).

“Tapi carilah, dengan (kekayaan) yang dianugerahkan Tuhan kepadamu, negeri akhirat, dan janganlah lupa bagianmu di dunia ini.  Berbuat baik sebagaimana Allah berbuat baik kepadamu, dan janganlah mencari (kesempatan) melakukan kerusakan di muka bumi ini.  Sungguh, Allah tidak suka orang-orang yang melakukan kerusakan.” (Q.S. Al-Qashash : 7)



Referensi:
Zohar, Danah dan Ian Marshall. 2007. “SQ Kecerdasan Spiritual”. Bandung: Mizan

No comments:

Post a Comment